Anak yatim, secara bahasa Yatim
adalah bentuk plural dari kata yatama, yang berarti seorang anak yang
ditinggal mati oleh ayahnya. Benar sekali, anak yatim merupakan seorang yang
ditinggal mati oleh bapaknya ketika ia belum dewasa atau baligh, sehingga tidak
ada lagi yang bertanggungjawab atas nafkahnya.
Di dalam Islam dijelaskan bahwa anak
yatim memiliki kedudukan tersendiri, dan dikatakan bahwasanya anak yatim
mendapat perhatian khusus dari Rasulullah, karena anak yatim itu sendiri
ditakutkan akan terlantar dan menjadi seorang yang tidak bertanggung jawab
apabila ia tidak diperhatikan, sebab anak yatim tersebut membutuhkan bimbingan
sampai anak yatim tersebut dewasa secara fisik dan pikiran.
Sementara itu, seorang anak yang
ditinggal mati oleh ibundanya ketika ia masih kecil disebut dengan anak piatu.
Sebab arti anak yatim ialah seorang anak yang ditinggal mati oleh bapaknya
(yang menafkahinya). Di dalam agama Islam yang dianjurkan mencari nafkah untuk
keluarganya ialah seorang bapak bukan seorang ibu.
Sebuah hadits menyebutkan bahwasanya
orang yang mencintai dan memelihara anak yatim sangat mulia di sisi Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Orang yang mencintai dan memelihara anak yatim ia akan bersama
Rasulullah Shallallhu ‘Alahi Wasallam di surga. Begitu dekatnya
bersanding dengan Rasulullah di surga diibaratkan sebagai jari telunjuk dan
jari tengah.
“Aku dan pengasuh anak yatim [kelak]
di surga seperti dua jari ini.”
(HR. Bukhari)
Ketika mengucapkan kalimat itu,
Rasulullah menunjuk jari telunjuk dan jari tengah sembari merapatkan keduanya.
Serta hadist berikut, “Sebaik-baik
rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang
diperlakukan [diasuh] dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah
rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan
buruk.” [HR. Ibnu Majah].
Kedua hadits tersebut menerangkan
dengan jelas bahwa Rasulullah memberi perhatian lebih kepada anak yatim.
Rasulullah memang terkenal akan
perhatian dan kasih sayangnya kepada anak yatim. Bukan saja karena beliau
dilahirkan dalam keadaan yatim, tetapi juga karena Alquran memberi tempat
istimewa bagi para yatim ini.
Allah Ta’ala berfirman, “Bukankah
Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan
terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya. Dan
terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya [dengan
bersyukur]. ” [QS ad-Dhuh: 6-11].
Makna ayat tersebut secara harfiah
adalah bahwa beliau dalam keadaan yatim lalu Allah swt melindunginya; beliau dalam
keadaan tersesat lalu Allah memberinya petunjuk; beliau dalam keadaan fakir
lalu Allah memampukannya. Allah melindunginya dengan mengasuhnya,
membimbingnya, dan mencukupinya. Itu adalah derajat keutamaan yang tidak pernah
dicapai oleh seseorang pun di dunia.
Allah Ta’ala memerintahkan kita
memberikan uluran tangan dari lingkungan sekitarnya. Terutama dari segi kasih
sayang orangtua, yang tak mereka dapatkan dari orangtua kandungnya. Terlebih
jika yatim tersebut masih ada hubungan darah dengan kita.
Sedemikian pentingnya hal ini,
Rasulullah berkata,
“Demi yang mengutus aku dengan hak,
Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim,
berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya,
dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap
tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima
sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya
sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam
genggaman-Nya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya [memperhatikannya]
kelak pada hari kiamat” [HR. Ath-
Thabrani].
Begitu juga ketika ada
peristiwa-peristiwa penting yang membuat sang anak teringat kepada mendiang
orangtuanya. Di hari raya, contohnya.
Rasulullah bersabda, ”Siapa yang
memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya,
maka Allah swt akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah subhanahu
wa ta’ala mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak
yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim
dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.”
Rasulullah pun menganjurkan agar
kita mengusap kepala mereka, supaya mereka merasakan curahan kasih sayang dan
perasaan diayomi seperti anak-anak lainnya. Selain itu, ia juga menuturkan
bahwa dengan mengusap kepala mereka dan memberi makan orang miskin dapat
melembutkan hati yang keras.
”Dan barangsiapa yang membelaikan
tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyura, maka Allah Ta’ala mengangkat
derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan
barangsiapa memberikan [makan dan minum] untuk berbuka bagi orang Mukmin pada
malam Asyura, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh
umat Muhammad Shallallhu ‘Alahi Wasallam dalam keadaan kenyang semuanya.”—
(Al-Hadits)
Lalu bagaimana apabila ada yang
berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim? Dalam surat Ad-Dhuha ayat 9, Allah
berfirman :
“Sebab itu, terhadap anak yatim
janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.”
Bertindak sewenang-wenang di sini
bisa didefinisikan dalam arti verbal ataupun non verbal. Sewenang-wenang
terhadap anak yatim secara verbal, misalnya saja dengan mengejek atau menghina
mereka. Non verbal contohnya, berlaku kasar terhadap mereka, tidak memberikan
hak-haknya, dan menelantarkan mereka.
Allah sangat murka terhadap
orang-orang yang sewenang-wenang terhadap anak yatim, bahkan Dia menyebutkan
bahwa orang yang memakan harta anak yatim sama saja dengan memasukkan api
neraka ke dalam perutnya. Nauzubillah.
Dalam surat Al-Maun yang sudah
disebutkan di atas menegaskan, celakalah bagi orang-orang yang melaksanakan
sholat namun berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. Orang-orang itu
bahkan disamakan dengan para pendusta agama, karena bersedia melaksanakan
perintah Allah yang satu, namun mengingkari yang lainnya.
Jelas sekali bahwa menyantuni anak
yatim merupakan amalan yang luar biasa nilainya. Amalan tersebut mampu membawa
seseorang pada derajat yang tinggi yaitu surga, dan bisa menjebloskan seseorang
yang mengingkarinya ke lembah neraka. Maka, sudah selayaknya kita berlaku
sebaik-baiknya terhadap anak yatim, agar ridho Allah dan rasulnya senantiasa
mengiringi hidup kita, di dunia dan akhirat kelak.
CINTA
YATIM
.
Rasulullah SAW bersabda,
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR. Bukhari)
.
Seseorang yang menanggung anak yatim dan juga mengasihi anak yatim, maka akan dilembutkan hatinya oleh Allah SWT dan dicukupi kebutuhan setiap harinya. Sebab seseorang yang mengasihi anak yatim maka akan menjadi figur orangtua untuk anak yatim tersebut.
.
Kasih sayang yang dicurahkan pada anak yatim akan melembutkan hati sebab kekerasan hati manusia hanya berasal dari akhlak yang buruk seperti kikir, dusta, dengki dan sebagainya.
.
Rasulullah SAW bersabda,
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR. Bukhari)
.
Seseorang yang menanggung anak yatim dan juga mengasihi anak yatim, maka akan dilembutkan hatinya oleh Allah SWT dan dicukupi kebutuhan setiap harinya. Sebab seseorang yang mengasihi anak yatim maka akan menjadi figur orangtua untuk anak yatim tersebut.
.
Kasih sayang yang dicurahkan pada anak yatim akan melembutkan hati sebab kekerasan hati manusia hanya berasal dari akhlak yang buruk seperti kikir, dusta, dengki dan sebagainya.
.
Ini ganjaran kenikmatan dari
Allah bagi anda yang cinta anak yatim
Dalam Islam, menyayangi anak yatim perbuatan yang mulia. Bahkan ada 23 kali Allah SWT berfirman dalam Alquran tentang anak yatim. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala yang banyak bagi orang yang menyantuni anak-anak yatim.
1. Melipatgandakan pahala.
Setiap orang yang memberikan perhatian dan berbuat baik kepada anak-anak yatim sekalipun sebesar zarrah akan mendapatkan pahala yang besar.
"Dan jika ada kebijakan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar." (An-Nisaa:40).
2. Dimuliakan dan dilapangkan rezeki.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Fajr ayat 15-17.
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku'. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, 'Tuhanku menghinaku'. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim."
3. Termasuk benar iman dan takwanya.
Orang yang menyayangi dan menyantuni anak yatim akan dimasukkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang benar imannya dan bertakwa.
"Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 177).
4. Minum dari mata air surga.
Semua orang Islam yang baik kepada anak yatim akan diberikan kenikmatan oleh Allah dengan dapat meminum air dari mata air dalam surga.
"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebijakan minum dari gelas (Berisi minuman) yang campurnya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (Al-Insan: 5-6,8).
5. Termasuk golongan beriman kepada Allah.
Orang yang menyayangi dan berbuat baik kepada anak yatim dimasukkan ke dalam golongan orang yang beriman kepada Allah.
"Atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin yang sangat fakir. Mereka (orang-orang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (Al-Balad: 13,14 dan 18).
Itulah manfaatnya ketika bisa menyayangi dan menyantuni anak yatim. Semoga kita tidak pernah bosan untuk terus memberikan perhatian kepada anak yatim.
Dalam Islam, menyayangi anak yatim perbuatan yang mulia. Bahkan ada 23 kali Allah SWT berfirman dalam Alquran tentang anak yatim. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala yang banyak bagi orang yang menyantuni anak-anak yatim.
1. Melipatgandakan pahala.
Setiap orang yang memberikan perhatian dan berbuat baik kepada anak-anak yatim sekalipun sebesar zarrah akan mendapatkan pahala yang besar.
"Dan jika ada kebijakan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar." (An-Nisaa:40).
2. Dimuliakan dan dilapangkan rezeki.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Fajr ayat 15-17.
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku'. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, 'Tuhanku menghinaku'. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim."
3. Termasuk benar iman dan takwanya.
Orang yang menyayangi dan menyantuni anak yatim akan dimasukkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang benar imannya dan bertakwa.
"Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 177).
4. Minum dari mata air surga.
Semua orang Islam yang baik kepada anak yatim akan diberikan kenikmatan oleh Allah dengan dapat meminum air dari mata air dalam surga.
"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebijakan minum dari gelas (Berisi minuman) yang campurnya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (Al-Insan: 5-6,8).
5. Termasuk golongan beriman kepada Allah.
Orang yang menyayangi dan berbuat baik kepada anak yatim dimasukkan ke dalam golongan orang yang beriman kepada Allah.
"Atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin yang sangat fakir. Mereka (orang-orang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (Al-Balad: 13,14 dan 18).
Itulah manfaatnya ketika bisa menyayangi dan menyantuni anak yatim. Semoga kita tidak pernah bosan untuk terus memberikan perhatian kepada anak yatim.
.
YUK
RUTINKAH SEDEKAH MEMBANTU ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN AL IKHLAS HAMZAN WADI –
BATAM YANG MEMBUTUHKAN ULURAN TANGAN BANYAK PIHAK
DONASI
ANAK YATIM
PANTI
ASUHAN AL-IKHLAS HAMZANWADI
Bank
SYARI’AH MANDIRI 038-002-4491
a/n.
KETUA YAYASAN DAARURRAHMAN BARELANG
Bank
BNI 012-512-4742
a/n.
KETUA YAYASAN DAARURRAHMAN BARELANG
Alamat
:Jln Brigjend. Katamso
RT.
03/RW.VI KSB. Sei.Lekop, Pulau Batam, Kepri (Kepulauan Riau) – Indonesia
Hp.081364730336
/ 085977883274
Orphan,
orphanage, panti asuhan, Anak yatim, yatim, piatu, panti asuhan, orphan,
orphanage, sayang anak, anak panti, anak terlantar, sunnah rasul, teladan
rasul, al quran, sunnah nabi, teladan nabi, dhuafa, Sedekah, shodaqoh, infak,
infaq, barelang, batam,